📢 Tantangan Tag Posting Gate.io: #My Bullish Crypto Sectors# Posting dan Bagikan Hadiah $100!
Sektor kripto mana yang menurut Anda paling menjanjikan—DeFi, AI, Meme, atau RWA? Apa yang membuat mereka menonjol bagi Anda?
💰️ Pilih 10 poster berkualitas tinggi, dapatkan hadiah $10 setiapnya dengan mudah!
💡 Bagaimana Cara Berpartisipasi:
1️⃣ Ikuti gate_Post
2️⃣ Buka aplikasi Gate.io, klik "Moments" di bagian bawah untuk masuk ke halaman "Post-Square".
3️⃣ Klik tombol Kirim di pojok kanan bawah, gunakan tagar #My Bullish Crypto Sectors# dan posting tentang wawasan Anda.
✍️ Contoh Postingan:
1️⃣
Pendeta ingin kehilangan pekerjaannya? Gereja-gereja Swiss mengandalkan eksperimen "AI Jesus" untuk mengaku dan berbicara ratusan bahasa
Gereja Swiss memperkenalkan 'AI Yesus' untuk membantu pengakuan dosa, umat berpartisipasi dalam eksperimen
Di gereja St. Peter di kota Lucerne, Swiss, percobaan teknologi yang belum pernah terjadi sedang berlangsung diam-diam.
Menurut laporan dari The Guardian, gereja kecil yang bersejarah ini akan mengubah ruang pengakuan dosa menjadi ruang percakapan yang penuh dengan teknologi, sehingga umat bisa berinteraksi dengan AI Yesus.
Mengapa harus membiarkan Yesus AI membantu pengakuan dosa? Asisten teologi Gereja Santo Petrus, Marco Schmid, mengatakan itu hanya percobaan sederhana, terutama untuk memahami respons orang terhadap percakapan dengan Yesus AI.
Eksperimen yang bernama 'Deus in Machina' ini resmi diluncurkan pada bulan Agustus tahun ini.
Selama dua bulan percobaan, lebih dari 1.000 orang datang untuk berbicara dengan AI Yesus, termasuk Muslim, turis, dan bahkan pengunjung dari Tiongkok dan Vietnam.
Teknologi apa yang digunakan di balik AI Yesus? Dapat menguasai 100 bahasa?
Menurut laporan dari Associated Press, teknologi yang digunakan di balik AI Yesus sangat kompleks. Tim teknologi pertama menggunakan model bahasa GPT-4o dari OpenAI, dan menggunakan Whisper dari Sumber Terbuka untuk pemahaman suara, sementara generator video AI bernama Heygen bertanggung jawab untuk menciptakan suara dan gambar AI Yesus.
Dengan bantuan model bahasa, AI Yesus ini dapat berbicara dalam hampir seratus bahasa, termasuk bahasa Cina, Inggris, Perancis, Rusia, dan hampir semua pertanyaan dapat dijawab, mulai dari cinta, kehidupan setelah kematian, perang dan penderitaan, bahkan topik sensitif tentang gereja seperti kasus pelecehan seksual dan posisi homoseksual, semuanya dapat dijawab dengan cepat.
Gambaran AI Yesus secara umum sesuai dengan citra klasik dalam lukisan dan film. Ketika Anda masuk ke ruang pengakuan dosa, Dia akan meminta Anda setuju dengan pernyataan bahwa Anda tidak boleh mengungkap informasi pribadi dan harus bertanggung jawab atas risiko Anda sendiri.
Sumber gambar: Gereja Katolik Swiss Associated Press menghadirkan layanan pengakuan dosa AI Yesus eksperimental
Barat memiliki AI Yesus, sementara Timur memiliki AI Buddha
Upaya menggabungkan AI ke dalam domain agama tidak terbatas pada denominasi agama Barat saja. Pada tahun 2023, Jepang telah memiliki sebuah AI Buddha yang bernama "HOTOKE AI", yang telah berada di garis depan dalam domain agama.
Berbeda dengan eksperimen Swiss, HOTOKE AI Jepang lebih umum digunakan dan bahkan dipanggil sebagai "master tulisan jimat internet" yang memberikan saran-saran yang masuk akal tetapi kurang mendalam.
Pengembang AI Bodhisattva adalah Kairu Kazumi, yang pada saat itu mengatakan bahwa dia telah menerima lebih dari 200.000 pertanyaan, mulai dari hal-hal sepele sehari-hari hingga pertanyaan filsafat kehidupan yang mendalam. Namun, ini hanya alat baru yang menarik dan tidak dapat menggantikan konselor profesional, seperti konselor psikologi atau bahkan petugas agama yang sebenarnya.
Bacaan Lanjutan: Dalam bahasa Cina juga bisa dipahami! AI ChatGPT Jepang turun ke dunia ini, tanyakan kepadanya bagaimana mengatasi masalah-masalah sulit dunia kripto?
Apakah manusia benar-benar membutuhkan AI untuk memberi tahu mereka?
Para ahli memiliki pendapat yang berbeda mengenai eksperimen teknologi dan kepercayaan ini.
Ahli Kenneth Cukier dari organisasi nirlaba AI dan kepercayaan Amerika Serikat percaya bahwa jika AI dapat membantu orang memahami diri mereka dengan lebih dalam, itu pasti adalah hal yang baik, tetapi ketergantungan yang berlebihan pada AI dapat membuat orang menjauh dari pencarian spiritual yang lebih dalam dan lebih nyata.
Asisten teologi Katedral St. Peter mengatakan, meskipun eksperimen ini sangat bermanfaat, dia tidak akan segera membuat AI Yesus menjadi tetap ada di ruang pengakuan dosa. Menurut statistik, sekitar dua pertiga peserta menganggap ini sebagai 'pengalaman spiritual', tetapi masih ada yang merasa percakapan dengan mesin tidak berguna.
Untuk mengelola kecerdasan buatan (AI) agar dapat memperkaya kehidupan manusia daripada mengeksploitasi, Vatikan telah meminta ahli dengan latar belakang teknik untuk menjadi penasihat. Paus Fransiskus juga telah mengajukan wacana untuk menyusun perjanjian internasional yang memastikan teknologi AI digunakan dengan memenuhi kondisi etika.
Dan eksperimen 'AI Dewa' ini mungkin adalah upaya mengeksplorasi batas antara teknologi dan kepercayaan yang menarik.
Artikel ini pertama kali dipublikasikan di 'enkripsi City': 'Imam Akan Kehilangan Pekerjaan? Gereja Swiss Menggunakan Eksperimen 'Yesus AI' untuk Pengakuan Dosa, Dapat Berbicara dalam 100 Bahasa'.